JANGAN KAMPUNGAN MENILAI ISLAM
JANGAN KAMPUNGAN MENILAI ISLAM
"Tak mengenal Khilafah, kampunganlah jadinya"
JIKA anda punya mata, jika anda punya telinga, jika akal anda sehat
dan anda sudah memunyai smartphone
beserta kartu data yang dapat membawa anda berselancar di dunia maya, maka anda
akan temukan berbagaimacam problematika bangsa dan juga problematika keumatan
yang rasa rasanya tak kunjung usai sekaligus membuat sekitaran bidang dada anda
teracak-acak dan lalu meledaklah amarah dalam bentuk yang bermacam-macam. Itu bila
anda masih punya naluri alamiah kemanusiaan anda.
Sekarang dunia sudah ada dalam
genggaman kita. Setiap orang dapat mengakses seluruh informasi yang tersedia di
portal para jurnalis online dan juga informasi secara langsung dari
kontak-kontak yang kita miliki di dalam berbagai macam aplikasi sosial media. Namun
sungguh mengecewakan, kebanyakan dari kalangan kita sendiri, masih tak mampu
keluar dari nalar konservatifnya yang menghinakan dirinya sendiri.
Lihatlah diri kita masing-masing
saat ini, setiap orang memang pernah terjangkiti penyakit yang sudah
diwanti-wanti oleh manusia nomor satu paling berpengaruh di dunia yakni,
Rasulullah Muhammad SAW. Apa itu? Inilah yang disebut dengan al wahn (penyakit cinta dunia dan takut
akan kematian).
Memang benar, bahwa penyakit ini
merupakan penyakit alami dalam diri setiap makhluk hidup ciptaan Allah SWT., di
muka bumi ini. Tetapi itu hanya terjadi kepada ciptaan yang tak mau menggunakan
akal sehatnya untuk menyembuhkan penyakitnya sendiri.
Lebih daripada itu, ada penyakit
yang pula ikut dibuat-buat oleh manusia, yakni penyakit nasionalisme yang teramat
sangat busuk karena penyakit inilah sehingga manusia terkurung dalam teritorial
bangsa.
Dari semangat nasionalisme
inilah, seolah manusia tak punya lagi potensi kemanusiaannya yang akan sakit
melihat manusia lain tersakiti. Padahal Nation
State (Negara Bangsa) ini merupakan produk dari kegelapan Eropa saat itu
yang dikenal dengan perang 30 (tiga puluh) tahun antara kaum kontra katolik dan
kaum kontra protestan yang dimulai dari tahun 1618 dan berakhir di tahun 1648.
Perang 30 (tiga puluh) tahun ini
diakhiri dengan disepakatinya perjanjian Westphalia pada 24 Oktober 1648
sekaligus mengilhami lahirnya negara bangsa yang selanjutnya beralih dari
kekuatan kerajaan menjadi spirit nasionalisme yang justru membelenggu kesejahteraan
bersama dan memutus ikatan persaudaraan yang dahulu telah dilegalkan dan
dititipkan oleh Rasulullah Muhammad SAW., dengan ikatan keimanan yang menembus
batas teritorial serta membersihkan ujaran kebencian atas warna kulit, ras,
suku, agama, dan juga bahasa.
Namun saat ini, ujaran-ujara
kebencian itu yang tak pernah ada di dalam masa kejayaan Islam yang telah
dihapuskan oleh Rasulullah Muhammad SAW., dan dititipkan kepada pewarisnya
yakni para Khalifah yang memimpin dengan sistem Negara Khilafah dan terus
konsisten menghapus ujaran kebencian itu, justru hadir kembali di dalam tubuh negara
bangsa dan terus sengaja dikembang biakkan ujaran kebencian tersebut demi
menyudutkan Islam dan juga para pengembannya.
Ketika kalimat persaudaraan itu
sudah sangat jelas penunjukannya “Innamal
mu’minuna ikhwa” bahwa setiap muslim itu adalah saudara, dan diibaratkan
persaudaraannya itu seperti satu anggota tubuh yang satu, apabila salah satu
anggota tubuh ada yang sakit, maka anggota tubuh yang lainnya pun turut
merasakan sakit hingga demam dan tak bisa tidur.
***




0 komentar